KERIKIL-KERIKIL
DI JALAN
Oleh: Cecep Jaenudin[2]
....Seorang terpelajar harus juga
belajar adil
Sudah sejak dalam pikiran, apalagi
perbuatan.....
(Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia)
Sebuah Sistem Beruah Masalah
Sulit
bagi kita untuk menemukan titik pokok dari problematika pendidikan. Lebih-lebih
ketika masalah itu telah menjalar melebar ke ranah-ranah sektor pendidikan yang
lebih akut. Menjadi permasalahan sistemik.
Barangkali
kita dapat berkaca sebentar pada cermin-cermin kias sang Filsuf Hujjatul Islam
Al-Ghazali. Tentang analogi airnya. Beliau mengatakan bahwa air itu cenderung
jernih dari celah mula keluarnya (Mata air). Akan tetapi seiring geraknya
menuruni lembah-lembah dan bukit-bukit melalui sungai, air akan memberikan
wajah yang berbeda ketika sampai di hilir. Tentu air telah bertemu dan
bercampur dengan berbagai material-material sepanjang garis perjalanannya.
Begitu
halnya dengan sistem pendidikan. Secara teknis apa yang disusun dan dirumuskan
oleh pemerintah tentang pendidikan adalah seperangkat muatan-muatan kebaikan
yang mulia. Namun ketika dilepaskan pada lajur dan sungai institusi lembaga
pendidikan berikutnya pastilah tidak semurni awalnya. Maka mau tidak mau
pemerintah sebagai titik mula sistem harus bertanggung jawab atas apa yang
terselenggara.
Ketika
telah tercuat berbagai kerusakan dan kerancuan sistem, pemerintah tidak bisa
angkat atau cuci tangan dari masalah tersebut. Pemerintah justru harus
mengambil tindakan tegas untuk menjamin kebersihan pada lajur-lajur pendidikan
di atas. Pemerintah tidak boleh setengah hati dalam melihat realitas dan
merumuskan kebijakan.
Ada
banyak tema yang masih menodai citra wajah pendidikan bangsa saat ini. Sebut
saja seperti komersialisasi pendidikan, kapitalisasi pendidikan, kekerasan
dalam pendidikan serta masalah-masalah lainnya. Hal ini masih begitu marak
terjadi di negeri yang memiliki tujuan mencerdaskan anak bangsa dalam landasan
negaranya.
Antara Output dan Argumen seorang Zaenal
Output
pendidikan saat ini memang begitu banyak. Ada banyak media yang dapat
mengabarkan akan hal ini. Namun maaf penulis tidak bisa menghadirkan
data-datanya secara komprehensif. Masih berada dalam tataran asumsi realitas.
Banyaknya output tersebut dapat menjadi indikator bahwa masyarakat sudah mulai
mengerti akan pentingnya pendidikan. Hanya saja di satu sisi kenyataan
mengatakan bahwa banyak peserta didik yang drop out dari meja-meja belajarnya.
Zaenal
Arifin Ahmad mengatakan bahwa output pendidikan seharusnya berbanding lurus
dengan outcome-nya. Output yang banyak tanpa dibarengi outcome hanya
akan menambah panjang daftar pengangguran di negeri kita.
Permasalahannya
adalah apakah pemerintah sudah memikirkan hal ini secara serius. Ketika
pemerintah mulai menata pendidikan yang tertatih. Saat para siswa dibekali
keterampilan untuk bersaing di dunia global, namun di situ pula mereka yang
amatir dihadapkan dengan sederet produk impor dari pasar-pasar perdagangan
bebas.
Dan Tentang UN
Secara
teknis ujian atau tes adalah salah satu bentuk evaluasi dalam pendidikan. Hal
ini adalah satu rangkaian yang harus ada manakala kita hendak melihat hasil
dari apa yang telah diupayakan. Sebab kita memiliki tujuan dalam pendidkan dan
pengajaran yang kita enyam maka kita memerlukan evaluasi untuk melihat sejauh
mana ketercapaian tujuan tersebut. Dan ujian nasional barangkali adalah salah
satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal tersebut.
Hasan
langgulung sempat mengeluarkan pandangannnya tentang evaluasi pendidikan. Ia
berpendapat bahwa fungsi lain dari evaluasi adalah sebagai alat peneguhan atau
reinforcement. oleh karena itu dalam evaluasi selain menilai atau mengukur
haruslah ada ruh-ruh motivasi yang dihidupkan pada peserta didik.
Namun
tujuan dari upaya yang mulia itu kini sedang menuai banyak kontroversi dari berbagai
kalangan. Pro-kontra masih menyelimuti langkah-langkah yang menjadi program
nasional ini. Ada beberapa hal memang yang menyebabkan keadaan tersebut.
- Permunculan wajah UN yang cenderung menyeramkan. Hal ini UN seolah-olah menjadi momok yang sangat menakutkan mengerikan. Sedikit-banyaknya hal ini dapat berimplikasi negatif pada kondidi mental peserta didik.
- Ahmad Janan memunculkan tiga hal sistemik yang membuat UN perlu konseptual ulang.
- Input, contohnya adalah tenaga guru, realitas peserta didik. Keadaan sarana dan prasarana serta lain-lainnya
- Proses, contohnya pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan alat-alat penunjang
- Output, hasilkah atau instan.
Di Pundak Mahasiswa
Di tengah carut marutnya pendidikan
yang tidak sepenuhnya merengkuh kaum mustadh’afin, maka mahasiswa harus
memiliki nalar kritis dalam mengawal jalannya pendidikan di negeri ini. Saat
rakyat masih morat marit dengan masalah-masalah sektor kehidupan lainnya. Saat
mental-mental kawula dan penjilat begitu meluas tercipta. Maka sebagai
perwujudan dari citra sosok mujahid dan mujtahid di pundak mahasiswalah rakyat menanti kiprah
yang mampu merubah.
Walau memang cukup sulit dalam konteks
saat ini. ketika mahasiswa disuguhi dengan budaya-budaya pop hedonis. Menyeret
mahasiswa pada kondisi perjuangan yang dikaburkan. Ketika sebagian kita begitu
larut di meja-meja praktikum dan segudang
tugas berikut laporan. Hingga kita begitu tuli akan tangisan dan jeritan
mereka yang semakin terpinggirkan dalam kancah pergulatan kehidupan.
Idelanya memang kita selalu seimbang.
Menimba ilmu dengan hirsh (Sungguh-sungguh) namun juga kritis terhadap
mereka para tuan-tuan pemegang otoritas pendidikan. Juga mendermakan ilmu
sebagai perwujudan dan pengamalan insan akademik juga sebagai Agent of
Change. Wallahu A’lam
Daftar Bacaan
Battle, J A dan R L Shannon. 1978. Gagasan
Baru dalam Pendidikan. Jakarta: Mutiara
Susetyo, Beni. 2005. Politik
Pendidikan Penguasa. Yogyakarta: LKIS
Fakih, Mansour. Cet II 2011. Jalan
Lain: Manifesto Intelektual Organik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Janan, Ahmad Asifudin.Cet II 2010. Mengungkit
Pilar-Pilar Pendidkan Islam: Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: SUKA Press
Azra, Azyumardi.2012. Pendidikan
Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Jakarta:
Kencana
[1] Makalah ini disampaikan dalam forum NGOPI (Ngobrol
Pemikiran Islam) Gema Pembebasan Chapter UIN Sunan Kalijaga pada 4 Januari 2014
[2] Ketua di Bidang Pelatihan dan Pengembangan
Intelektual HMI MPO Komfak Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Periode 2013-2014
0 komentar:
Posting Komentar