Yogyakarta - Dalam demokrasi liberal, negara seperti arena
kontestan dan pertarungan antar berbagai kelompok kepentingan. Sehingga yang
terjadi negara bukan lagi memposisikan dirinya sebagai pengayom semua
masyarakat. Maka ditengah kebuntuan demokrasi liberal yang hanya mempertajam
konflik kepentingan kelompok, perlu adanya solusi negara integralistik, dimana
Negara mengayomi semua elemen masyarakat.
Demikian disampaikan oleh
peneliti LIPI Cahyo Pamungkas di hadapan kader HMI Yogyakarta (15/8).
Cahyo Pamungkas hadir di
Yogyakarta dalam rangka menjadi pembicara dalam acara Tadarus Kebangsaan yan
diselenggarakan oleh Komisi Politik PB HMI yang bekerjasama dengan
Marakomunity. Acara Tadarus Kebangsaan tersebut diselenggarakan di sekretariat
HMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan mengambil tema “ Membaca Peluang Dan
Tantangan Diarena Demokrasi Liberal.”
Terhadap para kader HMI
Yogyakarta, Cahyo juga banyak memberikan analisa mengenai posisi HMI MPO
sendiri ditengah arena demokrasi liberal yang sedang terjadi.
Menurut dia masih ada harapan HMI untuk menjadi satu kekuatan
yang diperhitungkan dipentas politik nasional.
“Kita masih punya kapital
simbolik yaitu identitastrack record yang bersih sebagai gerakan mahasiswa.
Kita pernah andil dalam memperjuangkan reformasi 1998 yang akhirnya
melengserkan Soeharto dari tampuk kekuasaan. Sekarang tinggal bagaimana track record bersih
itu bisa dikonversi menjadi kapital politik sebagai usaha memperbaiki bangsa
ini”, demikian kata Cahyo yang juga mantan ketua umum PB HMI periode 2003/2005
tersebut. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar